Laman
- ANALISA HASIL PEMERIKSAAN PARASIT DENGAN GEJALA KLINIS
- Pemeriksaan cestoda,nematoda,trematoda protozoa,antropoda
- NEMATODA
- PROTOZOA
- TREMATODA
- CESTODA
- ARTOPODA
- Video Q
- Hidung Teman Dian Husada
- Perpustakaan Dian husada
- Griya Dianhusada
- Kampus Dian Husadaku
- Narsis dikit ahh,,,,
- Lab. Dianhusadakuu
- SIAGA I
Lencana Facebook
ANALISA HASIL PEMERIKSAAN PARASIT DENGAN GEJALA KLINIS
Analisa Feses
08 Feb
Tinja ( Feses )
Feses biasanya hanya dianggap sebagai sesuatu yang kotor dan harus segera dibuang. Tetapi, sisa dari isi perut ini (bowel movements) dapat memberikan informasi penting pada dokter mengenai apa yang terjadi ketika anak mengalami masalah di perut, usus, atau di bagian lain dari sistem pencernaan. Dokter mungkin akan meminta contoh feses untuk dites atas beberapa kemungkinan penyebab termasuk:
Alergi atau peradangan di tubuh, untuk evaluasi terhadap alergi protein susu pada bayi.
Infeksi, yang disebabkan oleh beberapa jenis bakteri, virus, atau parasit yang menyerang sistem pencernaan.
Masalah pencernaan seperti malabsorpsi tertentu seperti gula, lemak, atau bahan gizi lainnya.
Perdarahan di dalam saluran gastrointestinal.
Alasan paling umum pengujian feses adalah untuk menentukan apakah ada satu jenis bakteri atau parasit yang menginfeksi usus. Banyak organisme sangat kecil yang hidup di dalam usus. Hal ini normal saja karena organisme ini memang diperlukan untuk pencernaan. Tetapi, kadang usus dapat terinfeksi oleh bakteri atau parasit jahat yang menjadi penyebab beberapa macam kondisi seperti diare berdarah. Jika begitu, mungkin akan diperlukan pemeriksaan terhadap feses di bawah mikroskop, membiakkannya (kultur), dan melakukan tes-tes lain untuk mencari penyebab dari masalah yang terjadi.
Terkadang feses juga dianalisa untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di dalamnya. Contoh dari analisa feses juga untuk memeriksa kandungan lemak dalam feses. Normalnya lemak akan habis diserap dari usus sehingga feses sama sekali tidak mengandung lemak. Namun di beberapa gangguan pencernaan, lemak tidak sepenuhnya diserap dan terbuang bersama feses.
Mengambil sediaan feses
Tidak seperti kebanyakan tes laboraturium lain, contoh feses harus diambil di rumah oleh pihak keluarga dari anak yang sedang sakit, bukan oleh petugas medis. Berikut adalah beberapa tips untuk mengambil contoh feses dari anak Anda:
Mengambil feses dapat merepotkan, jadi gunakan sarung tangan latex dan cuci tangan Anda dan anak Anda setelahnya.
Banyak anak kecil yang menderita diare tidak selalu dapat memberitahu orangtuanya ketika ia akan mengeluarkan tinjanya. Penutup plastik berbentuk topi dapat digunakan untuk mengambil sediaan feses. Alat pengumpul ini dapat dengan cepat diletakkan di atas toilet atau di dubur anak untuk mengambil feses. Menggunakan alat pengumpul seperti ini dapat mencegah feses terkontaminasi oleh air atau kotoran lain. Jika feses terkontaminasi dengan urin maka pengambilan contoh feses perlu diulang. Selain itu, jika Anda tidak dapat mengambil feses anak Anda sebelum feses menyentuh bagian dalam toilet, maka pengambilan perlu diulang. Mengambil feses yang sudah masuk ke dalam toilet tidak memberikan sediaan tinja yang bersih untuk dianalisa.
Cara lain mengambil sampel feses adalah dengan menempatkan pembungkus plastik di bawah penutup toilet. Kemudian pindahkan contoh feses ke tempat yang bersih dan tertutup untuk dibawa ke laboraturium. Plastik pembungkus juga dapat digunakan untuk melapisi popok bayi atau anak yang belum bisa menggunakan toilet.
Feses yang telah diambil dibawa dalam tabung plastik berpenutup yang bersih dan kering. Anda bisa mendapatkannya dari dokter, apotik, atau laboraturium di rumah sakit. Namun, tempat plastik lain yang bersih dan tertutup juga dapat digunakan. Untuk hasil yang paling baik, feses harus dibawa secepatnya ke rumah sakit untuk diuji.
Jika tidak mungkin pergi ke laboraturium dengan segera, contoh feses yang sudah diambil harus dimasukkan ke dalam lemari es. Kemudian bawalah tinja tersebut ke laboraturium untuk dibiakkan sesegera mungkin setelah diambil. Di laboratorium, contoh feses itu diperiksa, dibiakkan, atau ditempatkan dalam medium cairan khusus yang bertujuan memelihara bakteri atau parasit yang akan diperiksa.
Dokter atau laboraturium rumah sakit biasanya akan memberikan instruksi tertulis tentang bagaimana mengambil contoh feses; jika instruksi tertulis tidak tersedia, catatlah bagaimana cara mengambil dan apa yang harus dilakukan ketika feses sudah diambil. Bertanyalah jika ada hal-hal yang kurang anda pahami. Dokter dan laboratorium juga akan memberitahu jika diperlukan contoh feses segar untuk tes tertentu atau jika contoh fesesnya perlu segera dibawa ke laboraturium.
Umumnya, penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau parasit dapat diidentifikasi melalui pengujian terhadap satu contoh feses saja. Tetapi terkadang dibutuhkan hingga tiga contoh feses yang berbeda. Dokter akan memberitahu hal ini jika memang dibutuhkan.
Menguji contoh feses
Secara umum, hasil tes feses biasanya sudah selesai dalam 3 sampai 4 hari. Namun untuk pengujian parasit akan diperlukan waktu lebih lama.
Memeriksa keberadaan darah dalam feses
Dokter mungkin akan memeriksa ada tidaknya darah dalam feses anak. Darah dalam feses dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti diare akibat infeksi, perdarahan di saluran pencernaan, atau kondisi lain. Namun dalam banyak kasus, darah yang muncul dalam feses bayi disebabkan robekan kecil di dubur yang disebut fissure. Fisur disebabkan peregangan pada saat mengeluarkan feses dengan keras. Hal ini biasa terjadi pada bayi dan anak-anak dengan kesulitan BAB / konstipasi yang berlangsung terus menerus.
Pengujian keberadaan darah dalam feses dapat dilakukan dengan cepat di ruang praktik dokter. Hasilnya pun dapat segera diketahui. Pertama, feses diratakan pada kartu kemudian diteteskan cairan kimia. Perubahan warna yang terjadi akan menunjukkan ada tidaknya darah dalam feses. Kadang feses juga dapat dikirim ke laboraturium. Hasil tes akan dapat diketahui dalam beberapa jam.
Mengembangbiakkan (kultur) feses
Feses dikembangbiakkan untuk mengetahui apakah penyakit yang sedang diderita disebabkan oleh bakteri. Untuk mengembang biakkan, contoh feses ditempatkan dalam inkubator selama 48 hingga 72 jam dan penyakit akibat bakteri diidentifikasi dan diisolasi. Perlu diingat bahwa tidak semua bakteri dalam feses menyebabkan masalah; bahkan 80% dari kandungan feses sebenarnya adalah bakteri yang normal dan diperlukan untuk pencernaan. Pengembangbiakkan feses dilakukan untuk mencari bakteri yang menyebabkan penyakit.
Untuk tes kultur, diperlukan sampel feses yang segar atau dingin. Sampel yang paling baik adalah feses yang lunak dan segar; pada feses yang kaku jarang ditemukan bakteri penyebab penyakit. Kadang dibutuhkan lebih dari satu contoh feses untuk tes kultur.
Olesan dari dubur anak yang sakit juga dapat dites untuk melihat ada tidaknya virus. Walaupun sangat jarang dilakukan, prosedur ini dapat memberi petunjuk pada kasus penyakit tertentu, khususnya pada bayi baru lahir atau pada anak yang sangat sakit. Kultur viral dapat makan waktu hingga satu minggu atau lebih untuk berkembang, tergantung jenis virusnya.
Pemeriksaan Ova dan Parasit dalam Feses
Feses juga mungkin diuji untuk keberadaan parasit dan ova (telur cacing) jika anak menderita di diare yang berkepanjangan atau gejala intestinal lain. Dokter juga mungkin akan meminta dua atau lebih sampel feses untuk dapat mengidentifikasi parasit. Jika parasit atau telurnya terlihat ketika olesan feses diperiksa melalui mikroskop, anak akan ditatalaksana untuk infestasi parasit. Dokter anak anda mungkin akan memberikan tempat khusus untuk mengambil sampel feses yang mengandung pengawet kimia untuk parasit.
Langganan:
Postingan (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar